BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembelajaran Tematik
Peserta didik yang berada pada sekolah
dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada
rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan
kecerdasan seperti
IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya
tingkat
perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan
(holistik) serta mampu
memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses
pembelajaran masih
bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami
secara langsung.
Saat ini, pelaksanaan kegiatan
pembelajaran di SD kelas I –III untuk setiap mata pelajaran
dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam
pelajaran, dan Bahasa
pelajaran yaitu hanya mempelajari standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang
berhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan
perkembangan anak yang
masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic),
pembelajaran yang
menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang
mengembangkan
anak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta
didik.
Selain itu, dengan pelaksanaan
pembelajaran yang terpisah, muncul permasalahan pada
kelas rendah (I-III) antara lain adalah tingginya angka mengulang
kelas dan putus sekolah.
Angka mengulang kelas dan angka putus sekolah peserta didik kelas I
SD jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas yang lain. Data tahun 1999/2000
memperlihatkan bahwa angka
mengulang kelas satu sebesar 11,6% sementara pada kelas dua 7,51%,
kelas tiga 6,13%,
kelas empat 4,64%, kelas lima
3,1%, dan kelas enam 0,37%. Pada tahun yang sama angka
putus sekolah kelas satu sebesar 4,22%, masih jauh lebih tinggi jika
dibandingkan dengan
kelas dua 0,83%, kelas tiga 2,27%, kelas empat 2,71%, kelas lima 3,79%, dan kelas enam
1,78%.
Angka nasional tersebut semakin
memprihatinkan jika dilihat dari data di masing-masing
propinsi terutama yang hanya memiliki sedikit taman Kanak-kanak. Hal
itu terjadi terutama
di daerah terpencil. Pada saat ini hanya sedikit peserta didik kelas
satu sekolah dasar yang
mengikuti pendidikan prasekolah sebelumnya. Tahun 1999/2000 tercatat
hanya 12,61%
atau 1.583.467 peserta didik usia 4-6 tahun yang masuk Taman Kanak-kanak, dan kurang
dari 5 % Peserta didik berada pada pendidikan prasekolah lain.
Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa
kesiapan sekolah sebagian besar peserta didik
kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup rendah. Sementara
itu, hasil penelitian
menunjukkan bahwa peserta didik yang telah masuk Taman Kanak-Kanak
memiliki
kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan peserta didik
yang tidak mengikuti
pendidikan Taman Kanak-Kanak. Selain itu, perbedaan pendekatan,
model, dan prinsipprinsip
pembelajaran antara kelas satu dan dua sekolah dasar dengan
pendidikan prasekolah
dapat juga menyebabkan peserta didik yang telah mengikuti pendidikan
pra-sekolah
pun dapat saja mengulang kelas atau bahkan putus sekolah.
Download File Lengkapnya Disini
http://www.4shared.com/office/SB-Qy54c/file.html?
Download File Lengkapnya Disini
http://www.4shared.com/office/SB-Qy54c/file.html?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar